Kamis, 29 Desember 2011

Reduksi Oksidasi

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Semua istilah oksidasi diterapkan pada suatu senyawa yang bergabung dengan oksigen dan istilah reduksi digunakan untuk menggambarkan reaksi dimana oksigen diambil dari suatu senyawa. Suatu reaksi redoks dapat terjadi apabila suatu pengoksidasi bercampur dengan zat yang dapat tereduksi. Dari percobaan masing-masing dapat ditentukan pereaksi dari hasil reaksi serta koefisien masing-masing (Syukri, 1999).
Reduksi oksidasi merupakan proses perpindahan suatu elektron dari suatu oksidator ke reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau peristiwa menurunnya nilai bilangan oksidasi (biloks). Sedangkan reaksi oksidasi merupakan proses pelepasan elektron atau peristiwa meningkatnya nilai bilangan oksidasi (biloks). Jadi reaksi oksidasi adalah proses reaksi penerimaan dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan atau reaksi kenaikan dari nilai bilangan oksidasi (biloks). Reaksi redoks secara umum dapat dituliskan sebagai berikut ini:
Xred + Yoks                 Xoks + Yred
Jika suatu logam dimasukkan kedalam larutan yang mengandung ion logam cair ada kemungkinan terjadinya reaksi redoks, misalnya:
Ni(s) + Cu2-(e)             Ni2+ + Cu(s)
Artinya logam Ni dioksidasi menjadi Ni2+ dan Cu2+ direduksi menjadi logam Cu. Demikian pula peristiwa reaksi reduksi-oksidasi (redoks) tersebut terjadi pada logam lain seperti besi (Arsyad, 2001).
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk seriap penurunan bilangan oksidasi, berarti proses oksidasi disertai dengan hilangnya elektron sedangkan reduksi memperoleh elektron (Khopkar, 1990).
Oksidator merupakan zat yang dapat melepas elektron (memberikan elektron). Hubungan yang ada antara oksidator dan reduktor dalam satu peristiwa dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi:
Oksidator + ne-                Reduktor
Contoh: Fe3+ + e-             Fe2+
Ion ferri disebut sebagai oksidator dan ion ferro disebut sebagai reduktor. Ion ferri direduksi menjadi ion ferro. Oksidasi yang dimaksud menyatakan kenaikan bilangan oksidasi dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Jadi ion ferro mempunyai bilangan oksidasi +2 dioksidasi menjadi ion ferri yang mempunyai bilangan oksidasi +3 disini ion ferro melepaskan satu elektron sehingga menjadi ion ferri (Sastrohamidjojo, 2001).
            Reaksi-reaksi yang disertai dengan perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain dikenal sebagai reaksi oksidasi-reduksi, lazim dikenal sebagai reaksi redoks. Dalam oksidasi dan reduksi yaitu kenaikan dan penurunan bilangan-bilangan oksidasi dhasilkan dari perpindahan elektron-elektron. Dalan proses ini bilangan oksidasi dari atom yang pertama naik dan bilangan oksidasi dari atom kedua turun. Oksidasi dan reduksi harus selalu terjadi bersama-sama dan harus di imbangi satu terhadap yang lain (Sastrohamidjojo, 2008).
            Reaksi redoks dapat terjadi bila suatu pengoksidasi bercampur dengan zat lain yang dapat teroksidasi atau pereduksi bercampur dengan zat lain yang dapat tereduksi,  dari perubahannya masing-masing dapat ditentukan reaksi dan hasil reaksi beserta koefisiennya masing-masing. Caranya ada dua, yaitu dengan cara setengah reaksi dan bilangan oksidasi (Syukri, 1999).
            Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan metana (CH4) ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi, ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
-          Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul atau ion
-          Reduksi yang menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul atau ion.
Walaupun cukup tepat untuk dipergunakan dalam berbagai tujuan, oksidator biasanya adalah senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan-bilangan oksidasi yang tinggi seperti H2O2, MNO4, CrO3, Cr2O7- serta O5O4, reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga dia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia mendonorkan elektronnya, ia juga disebut sebagai penerima elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur logam seperti Li, Na, Mg, Zn dan Al dapat digunakan sebagai reduktor. Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah. Reduktor jenis lainnya adalah reagen transfer hibrida, misalnya NaBH4 dan LiAlH4, reagen-reagen ini digunakan dengan luas dalam kimia organik. Terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonilnya menjadi alkohol. Metode reduksi ikatan rangkap dua atau tiga karbon-karbon, cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah reduktor mentransfer elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi reduktor melepaskan elektron dan teroksidasi dan yang terikat dalam sebuah hasil reaksi disebut sebagai pasangan redoks.
            Zat-zat yang digunakan sebagai zat pengoksid dan pereduksi anatar lain :
1.      Kalium permanganat
Kalium permanganat, KMnO4 zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkan dalam air, yang merupakan ciri khas untuk ion bekerja berlainan menurut pH dan medium.
2.      Kalium dikromat
Kalium dikromat, K2CrO7 merupakan kuat berupa zat padat berwarna jingga merah, yang menghasilkan larutan jingga dalam air. Dalam larutan asam kuat, ion dikromat direduksi menjadi kromium (III):
Cr2O7 + 14 H+ + 6e-                2Cr3+ + 7H2O
3.      Hidrogen peroksida (H2O2)
oksidasinya didasarkan pada proses dua elektron, yang mengakibatkan terbentuknya air: 
H2O2 + 2H+ + 2e-                      2H2O
Sebagai pereduksi, hidrogen peroksida melepaskan 2 elektron dan terbentuknya gas oksigen: 
H2O2              O2 + 2H+ + 2e-
4.      Asam iodida (HI)
Asam ioidida (I-) mereduksi sejumlah zat, sementara ion ini sendiri dioksidasi menjadi iod:
2I-                I2 + 2e-
5.      Timah (II) klorida (SrCl2)
Ion timah merupakan pereduksi kuat. bila dioksidasi menjadi timah (IV) bila oksidasi timah mengikat dari +2 menjadi +4 berpadanan dengan lepasnya 2 elektron:
Sn2+                Sn4+ + 2e-
Larutan Sn tidak tahan disimpan karena oksigen dan udara akan mengoksidasi ion timah (II):
Sn2+ +    O2 + 4H+                2 Sn2+ + H2O
6.      Logam seperti zink, besi dan aluminium
Seringkali logam-logam ini dipergunakan sebagai bahan pereduksi. Kerja mereka disebabkan oleh pembentukan ion, biasanya ion itu ada dalam keadaan oksidasi terendah:
2Zn               Zn2+ + 2e-
Fe                 Fe2+  + 2e-
                                            Al              Al3+ + 3e-          (Vogel, 1990)                       
Cara setengah reaksi
Cara ini didasarkan pada pemisahan reaksi menjadi dua bagian yaitu satu oksidasi dan bagian kedua reduksi dua reaksi-setengah diimbangi secara terpisah kemudian digabung untuk mengeliminasi elektron-elektron dari persamaan kesetimbangan akhir. Sebagai contoh yaitu oksidasi terhadap H2SO3 dengan Cr2O7- dalam larutan yang bersifat asam untuk membentuk HSO4- dan Cr3+. Langkah-langkah secara terperinci untuk larutan yang bersifat asam adalah sebagai berikut:
1.      Pisahkan perubahan menjadi reaksi-reaksi setengah
Oksidasi : H2SO               HSO4-
Reduksi : Cr2O72-                    Cr3+
2.      Sumbangkan setiap reaksi setengah secara terpisah
a.       Tentukan koefisien-koefisiennya untuk keseimbangan semua atom kecuali H dan O
Oksidasi : H2SO3                 HSO4-
Reduksi : Cr2O7                  Cr3+
b.      Tambahkan H2O kesisi yang kekurangan O
Oksidasi : H2SO3  +  H2O                HSO4
Reduksi : Cr2O7                  2Cr3+  +  7H2O
c.       Tambahkan H+ (satu H+ untuk setiap atom H yang dibutuhkan)
Oksidasi :  H2SO3  +  H2O                HSO4-  +  3H+
Reduksi : Cr2O7 + 14 H+               2Cr3+  + 7H2O
d.      Tambahkan e-  kesisi yang kekurangan muatan negatif
Oksidasi : H2SO3 + H2O               HSO4-  +  3H+  + 2e-
Reduksi : Cr2O7 + 14H+              2Cr3+  + 7H2O
3.      Lipatan setiap setengah reaksi dengan suatu bilangan sehingga tercapai keseimbangan antar elektron yang ditangkap antar elektron yang ditangkap dan yang dilepas.
Oksidasi : H2SO3 + H2O               HSO4-  +  3H+  + 2e-    x3
Reduksi : Cr2O7 + 14H+ + 6e-              2Cr3+  + 7H2O     x1
Oksidasi : 3H2SO3 + 3H2O              3HSO4-  +  9H+  + 6e-
Reduksi : Cr2O7 + 14H+ + 6e-              2Cr3+  + 7H2O
4.      Jumlahkan secara aljabar dan kurangkan setiap adanya duplikasi pada sisi sebelah kiri dan kanan
3H2SO3 + Cr2O7 + 5H+               3HSO4-  + 2Cr3+  + 4 H2O
(Sastrohamidjojo, 2008)
Tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) adalah bilangan yang menyatakan banyak elektron pada suatu atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan. Perhatikan pada NaCl, dalam senyawa ini terdapat satu atom Na (sebuah logam) melepaskan satu elektron ke atom Cl (sebuah unsur bukan logam). Senyawa tersebut mengandung ion-ion Na+ dan Cl-. Na dikatakan mempunyai bilangan oksidasi +1 dan Cl -1. Tingkat oksidasi atom-atom dalam bentuk-bentuk ion adalah sama dengan muatan ion. Dalam MgCl2, satu atom Mg melepaskan dua elektron menjadi Mg2+ dan tiap atom Cl menerima satu elektron menjadi Cl-. Bila tingkat oksidasi semua atom (ion) dalam satu rumus MgCl2 dijumlahkan, diperoleh +2-1-1=0. Jumlah tingkat oksidasi semua atom atau ion dalam sebuah molekul atau sebuah satuan rumus adalah nol. Pada senyawa kovalen H2O, jika tingkat menandai H dengan tingkat oksidasi +1, maka menurut aturan tingkat oksidasi oksigen haruslah -2. Pada molekul kovalen lainnya, Cl2 supaya atom Cl mempunyai tingkat oksidasi yang sama dan agar jumlah tingkat oksidasinya sama dengan nol, maka setiap tingkat oksidasi itu sendiri haruslah sama dengan nol. Bilangan oksidasi sebuah atom dalam unsur bebas sama dengan nol (Karyadi, 1994).
Dari contoh-contoh yang baru diberikan dapat diliht bahwa beberapa perjanjian atau aturan perlu diikuti untuk menentukan tingkat oksidasi. Enam aturan dibawah ini cukup untuk menyatakan semua kasus dalam buku, dengan kualifikasi penting ini, bila ada dua aturan muncul berlawanan dengan yang lain, ikuti aturan yang muncul lebih dahulu:
1.      Tingkat oksidasi sebuah atom dalam sebuah unsur batas adalah nol (0)
2.      Jumlah tingkat oksidasi sama atom dalam sebuah molekul atau satuan rumus adalah nol (0)
3.      Logam alkali memiliki tingkat oksidasi +1, dan alkali tanah +2
4.      Tingkat oksidasi hidrogen adalah +1 dan flour -1
5.      Dalam senyawa, oksigen mempunyai oksidasi -2
6.      Golongan VII A = -1, VI A = -2, V = -3 (Karyadi, 1994).

Minggu, 18 September 2011

Dari Mana O2 Berasal ???

Sulit untuk menjaga molekul oksigen di sekitar, meskipun fakta 
bahwa oksigen adalah unsur ketiga yang paling berlimpah dialam semesta, ditempa di superhot, superdense inti bintang, karena oksigen ingin bereaksi, itu dapat bereaksi membentuk senyawa hampir pada semua unsur yang ada di tabel periodik. Jadi, bagaimana bumi berakhir dengan atmosper yang terdiri dari sekitar 21 persen terisi?
Jawabannya adalah organisme kecil dikenal sebagai cyanobacteria atau ganggang hijau dan biru. Mikroba ini melakukan fotosintesis: menggunakan sinar matahari, air dan karbon dioksida untuk menghasilkan karbohidrat dan, tentunya oksigen. Bahkan, semua tanaman di bumi memasukkan synbiotic cyanobacteria (dikenal sebagai kloroplas) untuk melakukan fotosintesis bagi mereka untuk hari ini. Pada hitungan  ribuan tahun sebelum evolusi cyanobacteria ini, Arkean selama beribu-ribu tahun, mikroba yang lebih primitive hidup dengan cara kuno / dengan anaerob (tidak memerlukan udara).organisme kuno ini turunan “extremophile” berkembang dengan tidak adanya udara dan hanya mengandalkan sulfat untuk kebutuhan energi mereka sehari-hari. Tapi sekitar 2.45 miliar tahun lalu, rasio isotop belerang berubah, yang menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya oksigen menjadi komponen penting dari atmosfer bumi, menurut sebuah koran di Science 2000. pada waktu kira-kira sama (dan untuk ribuan tahun setelahnya), besi teroksidasi mulai muncul di tanah kuno dan gebungan dari besi yang diendapkan di dasar laut, merupakan produk reaksi dengan oksigen dalam air laut.
Apa yang kelihatannya adalah bahwa oksigen pertama kali diproduksi sekitar 2,7 miliar menjadi 2,8 miliar tahun yang lalu. Perlu waktu tinggal di atmosfer sekitar 2.45 miliar tahun lalu,” kata geokimia Dick Belanda, seorang sarjana tamu di University of Pennsylvania. “Kelihatannya seolah-olah ada selang waktu yang signifikan antara munculnya organisme penghasil oksigen dan oksigenasi aktual dari atmosfer.”
Paling penting adalah bagaimana jumlah oksigen atmosfer mencapai tingkat sekarang?  Yaitu ketiga terbanyak di bumi. “Ini tidak mudah mengapa harus seimbang pada 21 persen lebih dari 10 atau 40 persen,” catatan Geoscientist James Kasting dari Pennsylvania State University.” “Kami tidak memahami sistem kontrol oksigen modern yang baik.” Iklim, vulkanisme, lempeng tektonik semua memainkan peran penting dalam mengatur tingkat oksigen selama berbagai periode waktu. Namun tak seorang pun telah datang dengan batu-tes yang solid untuk menentukan kandungan oksigen yang tepat dari atmosfer pada suatu waktu dari catatan geologi. Tapi satu hal yang jelas-asal-usul oksigen dalam atmosfer bumi berasal dari satu hal yaitu kehidupan.

Copas by : http//:chem-is-try.org

Sabtu, 17 September 2011

AKHWAT SEJATI

Seorang gadis cilik bertanya pada Ayahnya
“Abi…ceritakan padaku tentang Akhwat Sejati”
Sang Ayah pun menoleh dan tersenyum seraya menjawab
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dari
kecantikan hati yang ada dibaliknya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tapi dilihat dari
sejauh mana Ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari
keikhlasan Ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari
apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari keahlIannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.
Sang Ayah terdIam sembari menatap putrinya
“Lantas apa lagi Abi…?”
Ketahuilah putriku….
Akhwat Sejati bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari
sejauh mana Ia berani mempertaruhkan kehormatannya.
Akhwat Sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari
kekhawatirannya yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujIan yang Ia jalani, tetapi dilihat dari
sejauh mana Ia menghadapi ujian itu dengan Syukur.
Dan Ingatlah…!!!
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari
sejauh mana Ia bisa menjaga kehormatannya dalam bergaul.
Setelah itu Sang anak kembali bertanya
“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi…?”
Sang Ayah memberikan sebuah buku dan berkata
“Pelajarilah mereka!!”
Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan
“ISTRI PARA NABI”
Meski kita bukanlah salah satu dari Istri Nabi
Tapi meneladaninya adalah sebuah bentuk kecintaan kita terhadap
Allah SWT
http://ratna.wordpress.com/category/artikel-islami/ 18/9/11
copas by: